PICU Part Tiga – 30 Hari Penuh Cinta dan Keajaiban Bersama Haneen

Haneen di PIU Mitra Keluarga Surabaya

 

 

Perjalanan hidup memang tidak ada yang tau apa yang terjadi esok hari, bahkan sedetik kedepan pun tidak dapat diprediksi. Bagiku yang pasti aku harus menerima apapun yang tuhan beri dan aku lakukan yang terbaik semampuku untuk apapun yang tuhan titipkan hari ini. Agar tidak ada penyesalan setelah semuanya berlalu.

Ketika tuhan menjadikan aku seorang ibu, aku terima semua dengan penuh syukur. Begitupun ketika aku tuhan pakai aku untuk merawat seorang anak berkebutuhan khusus, aku terima dengan keyakinan tuhan maha baik pasti memberikan yang terbaik. 

Selama aku menjadi ibu untuk Haneeen, terhitung sudah 8 kali dia opname dirumah sakit dan satu kali dirawat di NICU saat baru lahir didunia. Ketika hari itu Haneen harus aku bawa ke IGD karena pneumoni seperti biasanya, aku tidak menyangka kalau kondisinya saat itu mengharuskan nya masuk PICU.

Hari itu aku rasa sangat berat sekali, suatu hal yang tidak pernah ku bayangkan sama sekali sebelumnya. Aku sendirian harus menghadapi kenyataan bahwa anakku dipasangkan ventilator pada tubuhnya. Tiga hari pertama aku terus ingin bersamanya, bahkan hingga aku tidak tidur semalaman. Temanku mengingatkanku bahwa kalau aku sayang dengan anakku, aku juga harus sayang dengan diriku.

Hari terus berjalan, emosi dan mentalku saat itu sangat tidak stabil. Mentalku naik turun saat itu, aku sempat merasakan ketakutan kehilangan, berserah hingga aku merasa optimis yag sangat besar. Kondisi Haneen yang mengalami peurunan disemua aspek, hingga lambungnya perdarahan saat itu membuatku terus berdoa dan berserah atas apapun yang terjadi. Berkali-kali aku jatuh, berserah, bangkit repeat. Hingga sampai pada kondisi anakku yang perlahan membaik setelah dirawat beberapa hari, membatku optimis. Aku berpikir beberapa hari kedepan anakku dapat lepas vetilator dan dirawat di ruangan biasa. 

Setiap hari sealu aku berusaha melakukan yang terbaik untuk anakku, aku setujui semua obat-obatan lini pertama untuk anakku. Aku berusahan berikan 100% yang aku mampu saat itu. Walau aku harus pontang-panting mengurus anakku di rumah sakit, meyelesaikan pekerjaan dan membersihkan rumah. Setiap malam aku tidur ruang tunggu keluarga pasien ICU bersama keluarga pasien lainnya.  Setiap jam 5 pagi aku pulang kerumah untuk membersihkan rumah, mandi, makan dan nengikuti zoomeet. Saat tiba jam 9.30 pagi, aku bersiap untuk pergi kerumah sakit, agar waktuku bisa bersama Haneen tidak terpotong. Karena aku hanya dapat waktu besuk dari jam 10 pagi hingga jam 2 siang dan jam 5 sore hingga jam 9 malam.  Siang hari aku segera bergegas menyelesaikan berbagai macam urusanku dan memikirkan biaya pengobatan anakku. Semua berjalan seperti itu aku jalani dengan penuh pengharapan berkali-kali mentalku jatuh-berserah-bangkit-repeat. 

 

 

Cerita Selanjutnya  (PICU Part Empat – 30 Hari Penuh Cinta dan Keajaiban Bersama Haneen)

Scroll to Top