
Haneen Story – Part Dua. Hai Semua….. Pada tulisan part dua ini aku meneruskan cerita selanjutnya tentang haneen story. Pada tulisan part dua ini aku bercerita tentang kelahiran dan perjuangan haneen sejak hari pertama dia berada didunia ini.
Baca juga : Pertanyaan yang sering ditanyakan tentang Haneen.
Sesaat Setelah Melahirkan
Setelah sadar dari proses Sectio Caesarea (SC), aku melihat ada mama aku yang tertidur disamping tangan ku. Aku pun juga melihat ada papa juga yang tidur di kasur sebelah. Ketika aku melihat jam, ternyata sebentar lagi pagi. Kakiku terasa kram, iyaa… Kram karna efek anastesi. Karna tidak mau membangunkan mereka aku diam saja dan memikirkan anakku. Seorang bayi yang sempat aku peluk saat proses IMD (inisisi menyusui dini) diatas meja operasi sebelum aku merasa sesak nafas dan tak sadarkan diri.
Jam dinding rumah sakit menunjukan jam 5 pagi, mamaku terbangun dan langsung melihatku.
Dia bilang, “sudah lama bangun nya?”
Aku pun senyum dan menjawab, iya, mana anak putri ma?
“Anak kamu diruang bayi, lagi di observasi?”
“Kenapa ?”
“Engga tau, katanya besok pagi baru diantar kesini. Anak kita cantik, bulat kaya kamu”
“Tidur aja lagi, istirahat dulu nanti pagi ketemu anak”
Aku tertidur lagi sampai pagi hari, sekirar jam 8 aku bangun, aku lihat suasana ruangan telah bersih, ada suamiku yang sudah datang.
Saat bangun tidur aku nanya, mana anak kita? Trus suamiku bawakan satu nampan makanan, kata dokter ibunya makan dulu, habis makan baru anak nya dibawa kesini untuk diberi ASI.
Dengan rasa bahagia aku menghabiskan sarapan pagi itu dan minum vitamin yang diberi oleh dokter. Dengan harapan semoga dapat segera menyusui anak kami.
Berhasil Pertama Kali Menyusui
Setelah makan akupun di seka, dan digantikan bajuku oleh perawat. Dan setelah aku bersih, anakku pun datang ke kamarku, bahaagiaa sekali rasaya. Dengan segala keterbatasan Gerak pasca SC, sekuat tenaga aku kerahkan untuk memberikan ASI pada anakku. Aku lihat anakku badannya bulat seperti bengkak, dan ada bintik-bintik ditubuhnya.
Kemudian aku bilang sama perawat.
“Ini bayi saya di gigit nyamuk ya sus? Atau alergi?”
“Nanti kita tunggu penjelasan dari dokter aja ya bu.”
Okelah akupun hanya mangut saja setuju, tanpa mengurangi semangatku untuk memberi ASI. Setelah selesai aku berikan ASI anakku pun tertidur dan dibawa kembali keruang bayi, karna katanya ada pemeriksaan oleh dokternya, aku sempat berfikir ada apa ya?? Tapi kekhaawatiran ku tersebut tertutupi dengan kemudahan yang allah berikan untukku memberikan ASI kepada anakku.
Dokter memberi tahu hasil observasi
Saat aku sedang makan siang, dokter spesialis anak yang menangani anakku datang kekamarku. Beliau melihat aku sedang makan, lalu bilang terusin aja dulu makannya bu.
Lalu dengan cepat aku bilang “Engga papa dok, masuk aja, nanti aja makan nya. Bagaimana kondisi anak saya? Sehat kan dok?”
“Ada yang mau saya sampaikan mengenai kondisi anak ibu dan bapak, namun ada baiknya ibu selesaikan dulu makannya”
“Engga papa dok, jelasin aja sekarang, makan nya bisa nanti kok”
Dokter itu pun bercerita tentang kondisi anak kami, seperti yang sudah kami ketahui bahwa proses kelahiran nya (
bisa dibaca disini) itu disaat kondisinya kritis dan ketubannya kering. Kemudian anak kami lahir dengan kondisi edema (bengkak) seluruh tubuhnya. Selain itu ada bintik merah diseluruh tubuhnya, bintik merah itu bukan alergi atau digigit nyamuk. Tetapi itu namanya Pateki yaitu perdarahan bawah kulit. Dan setelah dicek hasil laboratoriumnya ternyata bilirubin anak ibu tinggi sekali, mencapai angka 20. Sehingga anak ibu dicurigai kemungkinan mengalami kolesistitis yaitu infeksi empedu, jadi kami perlu persetujuan bapak dan ibu untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan kita semua berharap tidak terjadi hal yang lebih serius lagi pada anak bapak ibu.
Akupun tak bisa menahan air mataku, suamiku langsung bilang pada dokternya.
“Lakukan saja dok apa yang terbaik untuk anak kami. Agar dia bisa sembuh.”
“Iya pak, kami akan berusaha sebaik mungkin, dan kita berdoa sama-sama agar si adek bisa cepat sembuh”
Berada pada posisi rapuh
Setelah dokter spesialis anak, perawat dan dokter ruangan keluar dari kamarku, akupun menangis sejadi-jadinya. Suamiku berusaha menenangkan ku serta memberiku minum air putih. Disaat yang sama papahku, dan mertuaku datang dan bertanya kenapa aku menangis, dan kemudian papahku memelukku. Suamiku menceritakan apa yang dijelaskan oleh dokter kepada orang tua kami. Mereka pun berusaha menyabarkan kami dan meminta kami untuk terus berdoa.
Suamiku pun memintaku untuk makan lagi, karna aku baru sedikit makan, dengan alasan biar aku cepat pulih dan sehat. Aku pun memakan makanan disuapi oleh suami ku, sambil menangis dan sesegukan. Aku merasa sakiitt sekali dihati ini dan sesak sekali dada mengetahui kondisi anak ku saat ini. Saaat itu hanya bisa berdoa agar anakku sehat dan panjang umur.
Petir itu bernama kolesistitis
Setelah dilakukan pemeriksaan lainnya selama beberapa hari, benar saja anakku benar mengalami
infeksi empedu atau kolesistitis, aku merasa hari hari itu terasa berat sekali penuh dengan air mata. aku tidak bisa memikirkan apapun saat itu lagi-lagi hanya bisa terus berdoa pada allah untuk kesembuhan nya.