PICU Part Lima – 30 Hari Penuh Cinta dan Keajaiban Bersama Haneen

Haneen di ruang picu mitra keluarga

 

Ketika aku sedang semangat untuk kesembuhan haneen,balik lagi sebagai manusia kita hanya bisa berusaha, tuhan jualah yang menentukan takdir kita kedepannya.  Sore itu di hari ke-26 haneen di PICU, ketika aku baru sampai ke RS sakit tepat beberapa menit sebelum jam besuk, suster memberi tahu aku, bahwa Haneen tiba-tiba mengalami sesak nafas dan ketika dilakukan pemeriksaan rotgen kembali, paru-paru anakku yang sudah berangsur bersih dan membaik, tiba-tiba kondisinya seperti pertama kali masuk PICU. Bercak putih memenuhi kedua paru-parunya. Aku berusaha kuat dan terus yakin berdoa walau hatiku sangat hancur menangis. 

Sejak sore itu hingga pagi menjelang, anakku terus – terusan sesak nafas, aku terus berdoa disampingnya semalam penuh. Hingga akhirnya pada jam 6 pagi haneen tertidur,  akupun juga tertidur. Jam 8 pagi aku terbangun karena visite dokter, dokter menjelaskan kalau saat itu haneen dalam keadaan koma. Dia tidak ada memberi respon sama sekali ketika diberikan rangsangan pada tubuhnya, nafasnya full ventilator, dia tidak bernafas namun jantungnya berdetak normal. Meskipun dia tidak memberikan respon saat diberikan rangsangan berupa tepukan, dipanggil bahkan dicubit oleh dokter, Haneen selalu menggenggam jariku, ketika jariku aku letakan di telapak tangannya.

Sejak hari ke-27 hingga har ke-30 anakku dirawat di ruang PICU, selain untuk pipis ke toilet, aku tidak bergeser sedikitpun dari ruang PICU, aku makan pun membawa roti dan air putih disamping tempat dudukku. Aku terus berdoa disampingnya, dia terus menggeggam jariku seperti tak ingin pisah. Saat itu yang ada dipikiran ku, kalau tidak sekarang, kapan lagi aku berada disampingnya. Aku hanya ingin berada disampingnya, memegang tubuhnya, memelur dan menciumnya selagi masih ada dia disampingku.

Saat anakku mulai koma, dokter bilang bahwa kita semua telah melakukan yang terbaik, telah memberikan peralatan dan obat-obatan yang terbaik. Berserah dan ikhlas pada kehendak tuhan adalah hal yang harus kita lakukan. Saat aku menandatangani surat jika terjadi hal yang sangat tidak diinginkan, aku membuat sebuah permohonan pada dokter dan suster yang ada disana.  

“Dok, jika kehendak Tuhan mengatakan anak saya henti jantung, saya tidak menyetujui anak saya diberikan tindakan RJP, karna RJP itu hanya untuk formalitas saja, bukan untuk menghidupkannya kembali. Tapi saya minta izin untuk perbolehkan saya yang melakukan tindakan  VTP setiap kali saturasi oksigen Haneen turun.” Aku sangat bersyukur diperbolehkan dokter melakukan VTP pada Haneen saat saturasi oksigennya turun, terhitung 21 kali aku melakukan VTP pada anakku.

 

 

Cerita Selanjutnya  (PICU Part Enam – 30 Hari Penuh Cinta dan Keajaiban Bersama Haneen)

Scroll to Top