Tidak pernah terbayang sebelumnya aku harus menemani anakku opname di masa pandemi ini. Suatu hal yang selalu aku mohonkan agar tidak terjadi. Mengingat anakku selama ini sering sekali harus opname di rumah sakit, bahkan terakhir menyisakan trauma untukku. Aku selalu berusaha dan berdoa agar anakku selalu sehat selama pandemi ini, jangan ada sakit. Tapi apa mau dikata, tugasku hanyalah berdoa dan berusaha yang terbaik, tuhan jualah yang menentukan segalanya. Desember 2020, ketika tahun pandemi ini hampir berganti. Aku harus menerima kenyataan harus menemani anakku opname di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya.
Daftar Isi
- Kok Bisa? Karena Apa?
- Sendiri Jauh Dari Keluarga
- Perbedaan Opname Saat Pandemi
- Cek Status Covid-19 dan Rotgen Paru-Paru
- Pemisahan Area Perawatan
- Tidak Boleh Ada Kunjungan
- Perawat dan Dokter Menggunakan Hazmat
- Penunggu Menggunakan Masker
- 5 Tips Menemani Anak Opname Di Masa Pandemi
- 1. Berusaha Tetap Tenang
- 2. Bersyukur dan Bangun Afirmasi Positif
- 3. Anggap Saja Staycation
- 4. Bangun Komunikasi dengan Perawat
- 5. Penuhi Kebutuhan Diri Sendiri
Kok Bisa? Karena Apa?
Saat aku mengabari keluarga intiku, bahwa Haneen harus Opname lagi di Rumah Sakit. Reaksi pertama mereka adalah kaget dan bertanya kok bisa? karena apa?. Ibuku sempat bertanya apakah bisa rawat jalan saja? mengingat ini masa pandemi, takutnya tertular covid. Ibuku panik dan merasa ingin menyusulku ke sini, aku berusaha meyakinkan ibuku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Doakan saja kami berdua disini, semoga diberikan kemudahan dalam segala hal.
Ibuku bertanya-tanya kenapa Haneen sampai opname, bahkan teman-temanku yang melihat story ku pun bertanya-tanya karena apa Haneen opname?. Bahkan ada yang sampai mengira Haneen terinfeksi Covid-19. Bukan, bukanlah itu penyebabnya. Haneen kali ini opname karena harus menurunkan kadar gula nya, ada pneumoni aspirasi pada paru-parunya. Beruntungnya hasil tes covid-19 nya negatif, sehingga aku lebih tenang dalam menjalaninya.
Pneumoni aspirasi bagi Haneen sudah menjadi langganan sejak usianya 6 bulan. Terhitung sudah 6 kali dia opname karena hal tersebut. Kok bisa berulang kali?. iya bisa dong. Pneumoni aspirasi memang langganan untuk anak yang belum memiliki kemampuan menelan yang baik. Ketika makanan masuk kemulutnya, seringkali dia tersedak dan makanan pun masuk ke Paru. Makanya untuk meminimalisir makanan yang masuk ke paru-paru, Haneen menggunakan NGTube untuk proses pemenuhan nutrisinya.
Baca Juga : Pneumoni Aspirasi pada Haneen
Sendiri Jauh Dari Keluarga
Opname kali ini sungguh memberiku pengalaman yang berbeda dibandingkan opname sebelumnya. Tidak hanya opname di masa pandemi, aku juga harus menjalani semuanya sendiri dan jauh dari keluarga. Aku datang ke rumah sakit berdua anakku, dan pulang pun hanya berdua. Menyiapkan semua dokumen, menemani anakku melakukan serangkaian pemeriksaan hingga membawa barang-barang keperluan kami. Dimana semuanya aku lakukan sendiri menggunakan dua kaki dan dua tanganku.
Perbedaan Opname Saat Pandemi
Sejak anakku berusia 7 bulan, merawatnya opname merupakan hal yang sudah sering aku lakoni. Namun, opname saat pandemi ternyata suasana nya sangatlah berbeda. Aku merasa asing dengan suasananya. Sejenak awalnya aku merasa kebingungan bagaimana menjalaninya. Perlahan aku jalani semuanya satu persatu sesuai dengan aturan yang ada. Hingga aku dapat menuliskannya disini.
Cek Status Covid-19 dan Rotgen Paru-Paru
Pertama-tama yang harus dilakukan setiap individu adalah cek status Covid-19 baik itu untuk pasien yang akan dirawat, maupun penunggu pasien. Hal tersebut untuk menentukan tindakan apa yang selanjutnya didapatkan seorang pasien tersebut. Selain itu, untuk penunggu pemeriksaan status covid-19 ini adalah untuk memastikan apakah dirinya boleh mendampingi pasien tersebut selama dirawat di rumah sakit. Jika penunggu pasien ada lebih dari satu orang, maka semua pendampingnya wajib di cek status covid-19 nya.
Bagi pasien yang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit, tidak hanya diharuskan cek status Covid-19 nya. Tapi juga harus melakukan rotgen paru untuk mengetahui kondisi paru-paru nya. Pemeriksaan rotgen paru ini hanya dilakukan pada pasien saja, sedangkan pendamping hanya dilakukan cek status Covid-19. Selama pendamping tersebut statusnya Negatif Covid-19.
Pemisahan Area Perawatan
Tujuan dari cek status Covid-19 yang dilakukan sebelum opname tersebut adalah untuk melakukan screening pemisahan area gedung perawatan antara yang positif dan negatif covid-19. Pemisahan area perawatan ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya penularan Covid-19 di area Rumah Sakit. Selain itu juga untuk memfokuskan perawat memberikan penanganan yang tepat pada pasien setiap harinya.
Karena Aku dan Haneen hasil cek status Covid-19 nya Negatif, maka kami ditempatkan pada ruangan yang tidak ada satupun pasien covid-19. Hal tersebut agar kami berdua terhindar dari penularan virus tersebut. Aku sangat bersyukur sekali saat itu, dan menjadi lebih ringan menemani anakku opname
Tidak Boleh Ada Kunjungan
Walaupun sudah terbiasa sendirian menemani Haneen opname. tapi biasanya saat Haneen opname selalu ada kunjungan dari keluarga dan teman-teman yang tidak lupa membawakan berbagai makanan yang aku mau wkwkwk LOL. Opname kali ini benar-benar tidak ada kunjungan dari siapapun, dikarenakan peraturannya tidak boleh ada kunjungan siapapun kepada pasien. Untuk meminimalisir penularan Covid-19, dari pengunjung ke pasien. Karena tidak ada yang tau bukan apakah orang tersebut positif atau negatif statusnya, siapa tau OTG. Akan menjadi sangat bahaya dong, jika pasien yang sedang sakit tertentu tiba-tiba tertular Covid-19. Tentunya akan memperparah penyakit yang diderita oleh pasien, terutama anak-anak.
Perawat dan Dokter Menggunakan Hazmat
Semenjak Haneen sudah mulai mengerti beberapa tahun ini, dia selalu ketakukan saat melihat suster yang akan menyuntiknya melalui infus. Namun, terkadang dia lama-lama akan bersahabat dengan susternya, jika mereka murah senyum dan selalu mengajaknya bercanda. Opname kali ini, beda sekali untuk Haneen, belum diberi tindakan apapun, baru melihat perawatnya datang saja dia sudah berteriak ketakutan. Haneen selalu berteriak berusaha mengusir dokter dan suster yang datang ke ruangannya, sungguh dia ketakutan sekali.
Penggunaan hazmat sendiri bagi dokter dan perawat di rumah sakit sangatlah penting, mengingat mereka sangatlah rentan tertular covid-19. Tidaklah mudah bagi para dokter dan perawat bekerja berjam-jam dengan menggunakan alat pelindung diri tersebut. Namun mereka berusaha terus menjalaninya, untuk melindungi diri mereka, keluarga mereka dan juga pasien mereka. Terimakasih untuk para tenaga kesehatan yang telah berjuang lebih keras selama masa pandemi ini.
Penunggu Menggunakan Masker
Disaat aku menemani anakku opname di masa pandemi ini, tidak hanya petugas rumah sakit yang menggunakan alat pelindung diri. Aku sebagai penunggu pun diharuskan selalu menggunakan masker medis ketika dirumah sakit. Tidak hanya sekedar menggunakan masker, penunggu juga harus benar-benar melaksanakan protol kesehatan dan lebih sering mencuci tangan selama di Rumah Sakit. Karena Rumah Sakit merupakan tempat yang berisiko tinggi untuk penularan covid.
Karena setiap hari harus menggunakan masker, jadilah wajahku pun ditumbuhi satu buah jerawat di bagian hidung dan satu buah lagi pada pipi kiri. Kebayang dong bagaimana perjuangan tenaga medis yang menggunakan berlapis-lapis masker dan pakaian APD. Aku yang hanya pakai masker saja tuh sudah ribet sekali rasanya hingga merasakan tumbuhnya jerawat.
5 Tips Menemani Anak Opname Di Masa Pandemi
Selama menjalani hari-hariku menemani anakku opname di Rumah Sakit saat pandemi ini. Setidaknya aku menerapkan 5 tips ini, agar tetap santuy dan tidak tertekan. Menikmati setiap hari yang berlalu bersama anakku di salah satu kamar Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. Melihat semua proses pengobatan yang diterima oleh anakku dengan selalu berpikiran positif.
1. Berusaha Tetap Tenang
Aku percaya, ikatan jiwa orang tua dan anak sangatlah erat. Apa yang dirasakan orang tua pasti pun dapat dirasakan getarannya oleh anak. Saat anak mengalami sakit, tentulah dia merasakan cemas dan ketakutan, terlebih di masa pandemi ini. Dimana para perawat dan dokter menggunakan pakaian Hazmat sebagai alat pelindung diri.
Tugas kita sebagai orang tua hanyalah membuatnya merasa aman denga berusaha mendampingi dan menenangkannya setiap saat. Lalu, bagaimana kita dapat menenangkan anak kita, jika kita sendiri mentransfer energi negatif berupa kecemasan padanya. Kecemasan yang berlebihan pada diri kita sebagai orang tua, hanya akan memperburuk kondisi kejiwaan anak yang tentunya akan berdampak pada kesehatan anak juga.
Aku tau, memang tidak mudah untuk bersikap tenang saat melihat anak menerima berbagai tindakan medis yang menyakitkan. Akupun juga merasakannya, perih sakali, cemas sekali, rasanya memang sakit sekali. Namun, untuk ketenangan jiwa anak kita, berusahalah untuk tenang, Bagaimana bisa tenang kondisi anak sakit? Memang untuk tenang itu susah, tapi berusahalah berusahalah dan berusahalah, sekuat tenaga yang dimiliki.
2. Bersyukur dan Bangun Afirmasi Positif
Jika ditanya bagaimana perasaan ku saat itu? Perih hati tentulah, aku hanya manusia biasa. Tapi menangis tidak untukku, mungkin karena sudah habis kali ya air matanya wkwkwk LOL. Aku lebih memilih bersyukur dan berbahagia saat itu. Bersyukur karena aku diberi tuhan kesehatan dan kemampuan untuk menjalani ini. Juga bersyukur karena tuhan berikan jalan untuk kesembuhan anakku. Aku percaya dengan janji Tuhanku dalam firmannya :
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” QS. Ibrahim : 7.
Benar saja, janji tuhan itu pasti. Ketika aku tumbuhkan rasa syukur dan menjauhkan keluh kesah, tuhan mudahkan jalanku menemani anakku di Rumah Sakit. Tuhanpun berikan kekuatan untuk anakku menjalani hari-harinya dengan ceria walau berbagai tindakan medis diterimanya.
Selain itu, dengan menumbuhkan rasa syukur, kita juga dapat membuat kita dapat memiliki affirmasi positif atas segala apa yang terjadi. Affirmasi positif tersebut dapat meringankan apapun yang kita jalani. Sehingga dapat lebih santuy dalam menemani anak yang sedang opname.
Baca Juga : Pengalaman Aku dan Anakku Langganan Opname Di Rumah Sakit
3. Anggap Saja Staycation
Salah satu affirmasi positif yang selalu aku ciptakan dalam pikiranku setiap kali anakku opname adalah menganggap opname ini sebagai staycation. Anggap saja sedang staycation dihotel kan. Menikmati setiap momen yang terjadi setiap harinya. Dengan affirmasi positif dan mengganggap liburan dapat membuat diri lebih santuy dan tenang dalam menjalani hari-hari di rumah sakit.
Saat menemani anak rewel dan bergadang, terkadang aku sambil maskeran, sambil nyanyi-nyanyi. Bahkan seringkali aku menonton berbagai film seru melalui laptop, sembari menggendong anak yang rewel karena sakit. Ketika anak tidur akupun juga tidur, aku ikuti pola tidur nya si anak dan tidak memaksakan untuk tidur jam normal seperti kebanyakan manusia lainnya.
4. Bangun Komunikasi dengan Perawat
Hanya berdua dengan anak saja didalam ruangan, membuat ku seringkali meraasa kesulitan saat ada keperluan mendesak. Contoh kecil adalah ketika aku kebelet ingin buang air besar, anakku sedang rewel. Panggilan alam ditahan g bisa, anak ditinggal juga g bisa. Dengan memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan para perawat, membuat kita dapat berkomunikasi untuk meminta tolong kepada mereka. Selain itu, jika komunikasi yang baik terbangun antara penunggu pasien dan perawat, setidaknya dapat mencairkan suasana. Membuat kondisinya lebih seru dan santuy.
5. Penuhi Kebutuhan Diri Sendiri
Terakhir yang terpenting dalam menemani anak opname di masa pandemi dengan santuy adalah dengan cara memenuhi kebutuhan kita sendiri, tanpa tapi. Utamanya dalam hal nutrisi, makanan dan vitamin wajib dipenuhi agar kita tetap sehat selama menemani anak opname. Jika anak sedang rewel, seringkali aku makan sambil berjalan-jalan menggendong anak. Daripada aku sakit karena menahan lapar yakan, lebih baik makan sambil menggendong anak.
Selain itu, jangan lupakan hal-hal sepele yang biasanya kita lakukan dirumah, lakukan saja juga di Rumah Sakit. Bawa berbagai peralatan yang diperlukan. Lakukan saja berbagai hobi kecil yang biasanya dilakukan dirumah, asalkan tidak mengganggu orang lain di sekitar. Hal tersebut bertujuan agar pendamping dapat lebih santuy dalam menjalani hari-hari di Rumah Sakit.
Terimakasih Sudah Membaca
See You
Setuju Mbak, kalau anak sedang sakit kitanya harus tenang dan terus mentransfer energi positif ke orang-orang sekitar walaupun itu tak mudah. Semoga kita semua tetap sehat selalu ya ^^
Selama pandemi ini aku juga merasakan mendampingi Papaku yang dirawat di RS. Prosedurnya memang ketat ya. Seandainya nggak pandemi mungkin kamar rawat inap Papa udah rame dikunjungi oleh sanak saudara.
Semoga ke depannya haneen gak mengalami aspirasi lagi ya, mendoakan semoga kesehatan hanen trus banyak kemajuan dan mama nya juga disehatkan terus. Tetap semangat putt..
Ya Allah.. Bacanya mba putri.. Ikut ngerasa gimana sedihn rempongnya. Apalagi masa pandemi gini. Kuattt kuatt ya haneeen. Semoga jadi anak sehat dan kuat nantinya. Strong mom emakmuu
Haneen sehat2 trus yaaa biar g opname lagi . Soalnya Eny juga trauma masalah RS huuu.. semangat kaaa putri
Anggap staycation itu keknya lebih membuat diri lebih nyaman ya mbak Put biar ga terasa terlalu beban
Benar benar mamak yang hebat dan luar biasa, apalagi mengurus semua nya sendiri. Sehat selalu untuk ka putri.
Bener ya, di masa pandemi ini penting banget jangan sampai opname, masalah nya takut ini dan itu, apalgi kalau kita panik, behh semua nyaa makin tambah kacau. Tips nya mantep ka.