Haneen Story Part Lima, Masa Pencarian Kebenaran

 

anak dengan kejang epilepsi lennox gastaut syndrome

 

Haneen Story Part Lima – Haii hallo teman semua… Kali ini aku melanjutkan kembali tulisan tentang haneen story. Maafkan emak Haneen yang baru Update lagi tentang cerita haneen, Maafkan juga setiap temen – temen nanya haneen kenapa, gimana ceritanya, aku pasti bilang baca diblog. Sedangkan blog nya tak kunjung ku ketik wkwkwkwk.  Maafkan ke-mager-an ini dalam membuka laptop teman – teman. Karna sesi ini tuh bikin aku menangis kalau aku flashback dan bercerita.

Baeklah baeklah,,, Selamat membaca cerita selanjutnya yahh. Semoga tulisan tentang Haneen Story ini bermanfaat dan menghilangkan rasa ingin tau teman – teman semua tentang haneen.

Baca juga : Pertanyaan yang sering ditanyakan tentang Haneen.

Hari pertama pencarian kebenaran

Haneen Story kali ini bermula Ketika aku, suamiku, anakku bersama papahku mendarat dengan selamat di bandara  Juanda. Kami langsung menuju rumah adik papahku di daerah Wonokromo, kami berencana menginap 1 malam. Kemudian setelah itu tinggal di kos yang telah ku pesan di daerah Darmawangsa. Tepat diseberang RS Graha Amerta Surabaya, karena tujuan kami memeriksakan anak kami kesana. Sedih sekali om dan tanteku melihat kondisi anak kami saat itu.

Siang itu, aku pergi ke kos  kami untuk meletakkan barang – barang  dan langsung ke RS Graha Amerta. Kemudian aku konsultasi tentang kondisi anakku.  Kemudian direkomendasikan untuk ke salah satu Rumah Sakit swasta di Surabaya. Dikarenakan dokter yang tepat untuk menangani aak kami praktik disana. Untuk tindakan lebih lajut,  akupun langsung menuju Rumah Sakit untuk konsultasi. Lalu kemudian melakukan pendaftaran untuk pemeriksaan anakku secara keseluruhan sesuai dengan keperluan yang di perkirakan oleh dokter.

Mencari Jawaban Dimulai

Pagi pun tiba, kami berempat pergi ke salah satu Rumah Sakit Swasta disurabaya. Sesampainya disana hanya aku, suamiku dan anakku yang naik ke atas untuk bertemu konsultasi dan melakukan pemeriksaan anak kami sesuai jadwal kemaren. Sedangkan papahku, duduk di max coffe menunggu kami. Aku tau yang paling sedih dan tidak karuan hati nya adalah papahku. Sejak di bandara banjarmasin dia selalu bilang. “Cucu opa sehat, cucu opa engga apa – apa, cucu opa engga sakit.” Kalimat iru diulang – ulang nya. Selain itu papahku terus – menerus meminum kopi yang entah berapa gelas kopi telah dia minum, karena selalu ada kopi ditangannya.

Setelah konsultasi dan menceritakan riwayat hamil sampai riwayat pengobatan Haneen kepada DSA. Lalu dokter tersebut memberikan penjelasan dan menuliskan rencana pemeriksaan untuk anakku untuk menegakkan diagnosanya beserta dengan perkiraan biaya yang diperlukan. Kemudian meminta persetujuan kami, apakah kami mau melakukan berbagai pemeriksaan tersebut. Kami pun mengiyakan semua rencana pemeriksaan tersebut agar kami tau anak kami sakit apa. Kemudian setelah itu langsung mulai dilakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan  dan DDST pada anak kami.  Setelah selesai pemeriksaan tersebut kami makan dulu di tempat makan yang ada di RS. Setelah itu kami melanjutakan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium. Untuk memeriksa cek darah lengkap, TORCH, Hormon , dan pemeriksaan darah lengkap.

Pemeriksaan Lengkap Dimulai

Setelah menyelesaikan makan siang, kami berempat bersiap menuju laboratorium. Saat tiba giliran Haneen yang akan diambil darah, lagi – lagi papahku kabur. Kali ini ke Circle K samping Rumah Sakit, untuk merokok dan minum kopi. Beliau bilang kalau papah engga tega liat cucu ditusuk – tusuk jarum.

Setelah selesai proses pengambilan darah, kami langsung lanjut melakukan proses Rotgen pada bagian torax. Karena saat itu sudah jam 3 sore dan kami merasa anak kami sudah cukup kelelahan. Maka kami putuskan untuk tidak melanjutkan pemeriksaan hari ini dan kembali ke kos untuk mengistirahatkan anak kami.

Hari Selanjutnya

Besok pagi kami melakukan tes mata terlebih dahulu, dikarenaakan anak kami yang tidak merespon apapun saat dilakukan rangsangan stimulasi pada mata anak kami. Kemudian setelah itu kami langsung menuju ruang EEG untuk bertemu Dokter neuro pediatrik. Setelah melakukan tes EEG langsung dilanjutkan tes Bera agar tidak dua kali memberikan obat tidur untuknya. Tes Bera ini dilakukan untuk mengetahui fungsi pendengaran anak kami, dikarenakan anak kami tidak ada respon saat dipanggil. Setelah selesai pemeriksaan ini seharusnya kami bisa konsul dulu dengan dokter anates. Tapi  kami langsung pulang karena Haneen masih merasakan efek obat tidur dan dia terlihat lelah dan hari pun telah sore.

Persiapan MRI Otak.

Besok harinya kami konsultasi dengan dokter anastesi untuk pemeriksaan sebelum pembiusan pada pemeriksaan MRI. Kemudian kami disarankan untuk cek ginjal dan juga liver karna riwayat lahir anak kami. Untuk memastikan aman ketika dimasukan kontras dalam proses MRI otak Haneen.

Setalah makan siang dokter menjelaskan bagaimana kondisi tubuh anakku dan memberi tahuku tentang apa saja efek dari tindakan yang akan dilakukan untuk anakku. Dikarenakan kondisi organ tubuhnya dan mereka berjanji akan melakukan yang terbaik untuk anak kami agar prosesnya berjalan lancar. Akupun diminta tanda tangan sebelum dokter melakukan anastesi dan pemberian kontras pada pemeriksaan MRI otak Haneen.

Untuk persiapan MRI otak esok pagi, Haneen sudah dipusakan tidak menyusu Sejak jam 10 malam. Kami bersyukur karena malam itu Haneen tidur dari jam 9 malam hingga jam 6 pagi. Tapi paginya dia rewel karena kehausan.

Pemeriksaan MRI Dilakukan.

Jam 8 pagi kami telah berada di Rumah sakit lagi seperti hari – hari sebelumnya. Kami langsung di jemput suster yang telah menunggu di depan pintu masuk. Kami langsung menuju ke ruang Anastesi untuk melakukan pembiusan terhadap anak kami. Sedangkan papahku hari itu jam 5 subuh sudah meninggalkan kos, menuju bandara untuk pulang ke banjarmasin. Kami kaget kok papah pulang. Ternyata sore kemaren saat tau haneen akan dilakukan MRI papahku langsung memesan tiket pesawat untuk pulang ke Banjarmasin. Papahku Cuma meninggalkan pesan di Whatsapp ku, bahwa dia tidak ingin melihat cucunya dibius.

Saat haneen dianastesi, kami tidak diperbolehkan masuk, hancur sekali hatiku saat itu. Aku tidak bisa berhenti menangis dan memeluk suamiku, karena khawatir dengan kondisi anakku. Suamiku berusaha menyabarkan ku dan kuliat matanya merah menahan tangis. Ku ingat jelas, sebelum haneen masuk ke ruang MRI aku bilang dok saya mau mencium anak saya. kemudian dokternya bilang, silahkan bu tapi terahir ya sebelum masuk ruangan.

Aku merasa lama sekali haneen didalam sana, hatiku tidak karuan, sakit sekali. (seriusan aku nangis lagi saat aku menuliskan cerita ini). Aku melihat jam dan sudah   lebih 1 jam anakku belum keluar juga. KKami terus berdzikir dan berdoa semoga anak kami tidak apa – apa. Serta tidak ada mengalami efek apapun dari tindakan pemeriksaan ini.

Penuh dengan Kegalauan.

Akhirnya setelah lebih 1 jam,  lampu diatas pintu ruangan MRI pun berubah warna dan anakku dibawa keluar. Belum sempat aku bertanya anakku kenapa, kenapa ada ventilator di mulutnya, oksigen dengan kantong reservoar di wajahnya. Dokter anastesi dan perawat dengan cepat langsung membawanya ke ruangan yang lain. Setelah itu didalam lift dokter anastesi bilang, “ibu tenang ya, doakan saja, dia anak kuat.”

Setelah beberapa saat kami menunggu di ruang tunggu. Haneen dibawa keruang recovery dan dokter memperbolehkan kami untuk berada disampingnya sampai dia sadar. Hingga Tidak terasa hari itu seharian kami berdua tidak makan hanya minum susu dipagi hari saat menuju Rumah sakit.

Menghibur Hati Sejenak

Besok harinya kami merasa harus refresing dan istirahat, kami mencoba menghibur diri untuk jalan – jalan dan makan – makan di mall. Sekalian berbelanja berbagai  barang keperluan untuk anak kami. Dan kami sengaja menunda ke besok harinya bertemu dokter untuk mengetahui diagnosa anak kami. Malam harinya  aku dan suamiku tak henti berdoa kepada allah. Agar kami diberi allah kekuatan dan kemudahan menjalani hari kemudian atas apapun diagnosa anak kami.

Hari berikutnya adalah hari dimana kami akan diberi tau dokter tentang semua hasil pemeriksaan dan dokter melakukan penegakan diagnosa. Aku mencoba menghibur diri dan yakin semua akan baik – baik saja. Sepanjang pagi aku terus berdoa dan berdzikir kepada allah. Sampai ketika aku dan suamiku membuka pintu ruangan dokter neuro pediatrik. Hati ku langsung jleepp sakit g tau kenapa, dan seketika aku melihat tumpukan berkas pemeriksaan anakku diatas meja dokter tersebut.

Baca Juga : Haneen Story Part#Enam

putri haneen dot com

Scroll to Top