Haneen Story – Part#satu. Hai semua… Setelah kemaren menulis postingan pertama sejak aku kembali menulis lagi diblog ini. Terakhir aku mengisi blog ini ketika aku masih kuliah dulu. Setelah Lulus kuliah, sibuk bekerja, kemudian menikah. Semanjak itu aku tidak pernah lagi menulis artikel di blog ini. Tulisan di blog ini aku awali dengan Haneen Story. Sebuah rangkaian cerita perjuangan anak kami sejak dia dalam kandungan hingga dia tumbuh besar. Tulisan haneen Story ini aku bagi dalam beberapa part, selamat membaca.
Baca juga : Pertanyaan yang sering ditanyakan tentang Haneen.
Cerita Haneen Dimulai dari sini.
Haneen Story bemula dari sini, sebuah kabar gembira yang tuhan beri untuk kami. Hari itu Setelah beberapa hari kepala sering pusing, kerja di Puskesmas juga tidak konsen dan badanku terasalelah sekali. Awal nya aku berpikir mungkin kelelahan karna baru pulang acara di Bogor selama beberapa hari. Saat pasien sepi di Puskesmas, aku bercerita tentang kondisiku pada teman di ruangan KIA. Kemudian baru sadar kalau aku sudah tidak haid selama 1 bulan ini, kemudian aku pun minta tes pack yang ada di Puskesmas.
Besok hari nya, bangun tidur aku coba tes dan ternyata……
Senang sekali pagi itu… aku langsung peluk suami dan menangis meliat garis 2 merah. Setelah 3 bulan usia pernikahan kami, Tuhan berikan bakal keturunan untuk kami. Sejak pagi itu suami ku belikan aku susu buat ibu hamil dan buatkan aku susu 2x sehari, dan sejak hari itu juga aku diantar jemput untuk kerja. Awal kehamilan itu bahagia banget tidak ada beban, kami cek ke dokter, tak lupa aku pun cek kehamilan di Puskesmas tempat ku beekerja dan bikin buku KIA.
Sampai akhirnya, suatu pagi saat kehamilan sekitar usia 2–3 bulan, saat bangun tidur tiba–tiba aku muntah sebanyak–banyaknya sampai aku tak bisa berdiri. Suami ku langsung membawaku ketempat tidur lagi. Aku coba mandi–makin muntah mencium aroma sabun, makan pun kemudian muntah. Hari itu aku izin tidak masuk kerja. Lalu hari berikut nya seperti itu lagi, tapi aku bisa masuk kerja, Hingga sampai suatu hari pulang kerja badan ku lemah sekali, hingga yang aku ingat saat aku mau ke kamar mandi kepala jadi ringan tak berasa dan penglihatan ku jadi hitam gelap. Sampai akhirnya aku sadar kalau aku berada di rumah sakit.
Setelah beberapa hari opname di rumah sakit, aku pulang kerumah mamaku. Karna suami ku sangat khawatir dengan kejadian saat pulang kerja kemarin, masuk rumah melihat istrinya sudah tergeletak di rumah. Tinggal dirumah mama itu bukannya membaik sehat, tapi tetap saja aku mual muntah, tidak bisa makan. Setiap makanan yang dimakan itu keluar, jadi aku panggil teman ku perawat buat homecare kerumah Pasangkan infus.
Empat bulan penuh cinta
Sampai akhirnya, waktu berjalan tak terasa 4 bulan sudah aku Cuma bisa berada di rumah bahkan sebagian besar waktu ku berada dikasur. Sejak usia kehamilan 3 bulan sampai 7 bulan setiap hari ku hanya berada dikasur, muntah per setengah jam sekali. Semua makanan dan minuman habis keluar. Badanku pun kurus kering, saat awal kehamilan berat badan ku 58 kg dengan tinggi 163cm. Sedangkan saat usia kehamilan 6 bulan berat badan ku turun menjadi 48 kg. Dan selama 4 bulan ini pula aku hanya bisa terbaring di kasur. Setiap pagi suamiku menggantikan baju ku, menyeka badanku dan mengganti popokku, Iyaa popok bahkan untuk kekamar mandi pun aku tak bisa. Kemudian membantuku untuk sholat dan tayamum. Disamping badan ku telah disiapkan air minum, buah, kue dan satu pack kantong plastik tiap harinya. Karna setiap 15-30 menit aku muntah.
Siang hari saat istirahat kerja, suami ku menyempatkan diri pulang kerumah, untuk menyuapi ku makan, yang kemudian aku harus keluar semua dr perutku.
Malam hari pulang dari kantor suamiku melakukan hal yang sama seperti pagi dan membaca al-quran di sampingku sampai kau tertidur.
Harapan yang indah
Di usia 7 bulan aku mulai dapat mandi, makan dan tidak mual muntah lagi. Dan aku dihadapkan dengan mengejar berat badan bayi yang jauh dibawah normal, anemia dan polihidramnion (air ketuban yang melebihi batas normal). Saat usia kehamilan 26 minggu, aku dan suami melakukan usg di salah satu dokter kandungan yang ada di rumah sakit swasta dikota kami. Dokter tersebut mengatakan, bahwa ada sesuatu hal yang berbeda di otak anak kami. Kami pun mengatakan kepada dokter itu, apapun yang terjadi selama dia hidup kami akan merawatnya sebaik mungkin.
Aku dan suami terus bersemangat untuk memberikan yang terbaik buat anak kami, kontrol rutin teratur, minum vitamin dan juga memenuhi asupan nutrisi untuk janin. Alhamdulillah setiap kali kontrol ke dokter yang sama kami mendapatkan hasil pemeriksaan anak kami terus berkembang seluruh organ tubuh dan otaknya.
Penantian Bertemu Anak Kami
Singkat cerita tibalah waktu persalinan yang semakin dekat, aku bersemangat sekali untuk bisa melahirkan normal dan memberikan ASI eksklusif untuk anak kami.
Saat usia kehamilan 37 minggu aku mulai merasakan kontraksi, tapi kontraksinya tidak teratur. Hingga pada usia 38 minggu aku merasakan kontraksi yang semakin sering dan semakin sakit. Saat itu 2x seminggu saya datang ke klinik bersalin dekat rumah untuk usg dan periksa bidan. Karna posisi kepala anak kami yang menongak, maka si bayi tidak bisa keluar. Setiap kali periksa aku tanyakan bagaimana kondisi bayiku dan kondisi air ketuban ku. Alhamdulillah dikatakan semuanya baik.
Saat usia kehamilan ku 39 minggu 2 hari, pagi itu bangun setelah aku lelah melakukan peregangan, aku pun sarapan dan mandi. Pagi itu aku sangat mengantuk karna semalaman kau tidak tidur merasakan kontraksi yang saaangaat sakit. Akupun tertidur di ruang keluarga bersama adik ipar ku. Saat bangun baju daster ku basah, hatiku langsung merasa tidak enak dan ada rasa takut berpikir itu ketuban. Namun, konyolnya aku berpikir mungkin ini pipis. Malam nya aku periksa ke klinik bersama suami, papah dan mama yang datang menengok ku. Di katakan oleh bidan bahwa tidak apa-apa dan ketuban ya masih aman.
Hari berikutnya, saat 39 minggu 3 hari, kejadian sebelumnya terulang kembali, hatiku bimbang ini apa ya? Ini ketuban bukan yaa?. Sampai sore hari setelah solar Ashar aku ke toilet dan melihat bercak darah, aku pun langsung menghubungi suamiku untuk segera pulang. Sesampainya dirumah suamiku langsung membantuku masuk ke dalam mobil, dan membawaku ke dokter kandungan tempat biasa kami kontrol. Aupun langsung menghubungi bagian pendaftaran untuk mendaftar ke poli kandungan. Sampai Rumah sakit, suamiku langsung membawaku ke poli kandungan dengan kursi roda bersama dengan perawat yang telah menanti kami.
Merasa bodoh dan bersalah
Sesampainya diruang dokter kandungan, langsung dilakukan USG dan pemeriksaan VT oleh dokter kandungan. Betapa kagetnya kami semua, saat di cek ketubannya sudah habis benar–benar kering. Detak jantung anakku hanya 80x/menit dan pihak rumah sakit pun langsung sibuk menyiapkan operasi untuk ku. Sesaat setelah itu, sekitar 1 jam kemudian aku sudah berada diruang operasi. Sesaat sebelum masuk ruang operasi, saat aku didorong dengan berangkat menuju ruang operasi. Seluruh keluarga ku sudah berkumpul di rumah sakit dan mengantarkanmu keruang operasi.
Terimakasih suamiku, mama, papah, semua om dan tante saudara kandung orang tuaku dan saudara kandung mertua ku, dan semua saudara kandung ku, ipar dan sepupu. Sudah mengantarkan ku dan memberikan semangat untukku. Terimakasih selalu mendoakanku dan memberikan semangat untukku isaat aku sangat Down. Merasa bersalah dan merasa sangat bodoh, karna sampai membuat anakku dalam bahaya.
See you
Baca juga : Haneen Story Part#Dua
Gk ada pengorbanan
Gk ada bahagia
Bagus bang artikelnya